Dalam tulisan ini, saya ingin membahas beberapa
kemungkinan di dunia perbankan yang mungkin dikembangkan lebih lanjut dengan
perkembangan ekonomi yang mulai banyak berbasis pada teknologi informasi.
Tentunya di luar hal-hal yang sudah umum di dunia perbankan saat ini, seperti
infrastruktur ATM bersama dll. Secara umum akan ada dua (2) hal besar di dunia
perbankan yang dapat terasa manfaatnya,
1.
Interaksi di sisi customer / client.
2.
Beberapa isu interaksi / clearing antar Bank.
Hal yang paling kritis dalam aplikasi
keuangan / perbankan terutama adalah masalah security. Kegagalan sisi keamanan
jaringan akan dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi industri
perbankan. Secara umum arsitektur keamanan jaringan sebetulnya cukup kompleks.
Untuk melihat tingkat kompleksitas teknologi keamanan jaringan, dapat dilihat
dengan seksama berbagai komponen keamanan jaringan pada gambar terlampir.
Secara umum ada empat (4) aspek
keamanan jaringan, yaitu:
- Penetration testing
- Certificate Authority / PKI
- Vulnerability Testing
- Managed Security Services
Masing-masing aspek akan mencakup
yang yang cukup kompleks, misalnya, aspek Penetration Testing meliputi Active
Content Monitoring / Filtering, Intrusion Detection – Host Based, Firewall,
Intrusion Detection – Network Based, Authorization, Air Gap Technology, Network
Authentication, Security Appliances. Aspek Certificate Authority / Public Key
Infrastructure meliputi hal Certificate Authority, File & Session
Encryption, VPN & Cryptographic Communications, Secure Web Servers, Single
Sign On, Web Application Security. Tentunya merupakan cabang ilmu tersendiri
untuk menjamin sebuah infrastruktur yang sangat aman. Saran bagi pembaca yang
ingin mendalami lebih lanjut, sangat di sarankan untuk membaca-baca http://www.sans.org dan http://rr.sans.org. Bagi pembaca yang ingin
melihat bagaimana teknik-teknik hacking yang terbaru mungkin ada baiknya
membaca http://packetstormsecurity.org.
Mohon berhati-hati dalam mendalami ilmu keamanan jaringan jangan sampai
terbakar sendiri.
Sebagian besar dari teknologi
keamanan jaringan sebetulnya tersedia secara terbuka (open source). Misalnya
untuk certicicate authority / PKI saya biasanya menggunakan openSSL; Untuk
secure web transaction biasanya digunakan standard secure HTTP (https); untuk
membangun Virtual Private Network antar bank biasanya digunakan Free Secure
Wide Area Network (FreeSWAN). Semua biasanya tersedia di berbagai distribusi
Linux.
Dengan menguasai teknik keamanan
jaringan dan mampu membuat aman-nya jaringan maka bukan mustahil kita dapat
lebih mengeffisienkan infrastruktur backoffice industri perbankan. Bukan
mustahil kita dapat menggunakan infrastruktur yang berbasis Internet dan
IntraNet sebagai backbone infrastruktur per bankan. Terutama untuk menjangkau
bank-bank cabang atau bank bergerak di daerah urban, sub-urban bahkan daerah
rural dan remote jika di inginkan.
Yang akan menjadi lebih seru lagi
adalah jika clearning antar Bank yang biasanya dilakukan melalui Bank Indonesia
dapat dikembangkan secara online. Setahu saya hal ini sedang terjadi di Bank Indonesia .
Yang tentunya akan menjadi tantangan yang lumayan membuat kepala pusing para
pimpinan Bank yang biasanya mempunyai background non-teknik. Dengan semakin
effisien-nya mekanisme clearning, maka jumlah transaksi akan dapat berlipat
ganda dalam waktu yang jauh lebih singkat.
Di sisi pelanggan / pengguna jasa
Bank, perkembangan teknologi tidak kalah menarik. Secara umum ada dua (2)
teknologi yang menjadi basis interaksi dunia perbankan dengan pelanggannya agar
dapat dilakukan transaksi secara on-line dan transaksional, yaitu,
- Selular Telepon.
- Internet
Secara umum telepon selular
menjadi lebih menarik karena jumlah pelanggan yang lebih dari 10 juta
pelanggan, sedang Internet hanya sekitar 4 juta saja. Bahkan berdasarkan berita
di http://www.cellular-news.com,
menurut CSFB, Indonesia termasuk yang mempunyai potensi yang sangat besar,
rangking ke dua di Asia Pacific bagi pertumbuhan pengguna selular dengan
tambahan sekitar 2.14 pelanggan di akhir tahun 2002 yang lalu. Tentunya akan
bertambah seru lagi dengan semakin banyaknya operator yang menggelar infrastruktur
selular.
Internet banking, melalui web dan
e-mail, dapat menjadi fasilitas transaksi terutama untuk corporate customer
karena pada hari ini cukup banyak kantor yang sudah on-line 24 jam ke Internet.
Teknologi keamanan jaringan yang di jelaskan di atas juga telah cukup mapan,
terutama jika digunakan enkripsi dengan panjang kunci 128 bit pada akses web
bertumpu pada teknologi OpenSSL; 1024 bit pada transaksi e-mail bertumpu pada
teknologi GnuPG di tambah teknologi One Time Password, seperti BCA-key di BCA,
cukup handal untuk menjamin keamanan transaksi. Seperti hal-nya corporate
banking lainnya sangat di untungkan karena transaksi yang diproses tidak banyak
tapi mengalirkan uang dengan berjumlah sangat besar. Transaksi jenis ini
justrun yang paling menguntungkan untuk dunia perbankan karena termasuk
kategori transaksi Business To Business (B2B).
Berbeda dengan InterNet Banking,
pada end-user atau customer biasa, aplikasi yang jelas-jelas akan menjangkau
banyak massa
adalah Short Message Services (SMS) yang jelas akan menjangkau banyak sekali
pelanggan. Salah satu keuntungan dengan adanya teknologi selular bagi dunia
pelanggan adalah sistem authentikasi yang sudah built-in dalam infrastruktur telepon selular.
Authentikasi akan sangat memudahkan bagi dunia perbankan untuk melakukan
mapping antara pelanggan / client antara dunia perbankan dengan dunia selular
melalui nomor telepon dan nomor account.
Adanya Internet Banking dan Mobile
Banking akan menjadi lebih semarak lagi, jika saja ada kerjasama yang cukup
erat antara dunia perbankan, operator selular, operator Internet dengan
berbagai service provider, software house untuk mengembangkan aplikasi yang
lebih terintegrasi dari berbagai layanan. Contoh sederhana, memberikan
informasi perbankan, apakah itu kurs valuta asing, bunga bank, proses
peminjaman uang, bunga deposit dll melalui SMS, e-mail, Web.
Pada tingkat yang lebih kompleks
mendukung transaksi pembelian barang, penjualan barang dengan transaksi
keuangan melalui SMS, tidak hanya tergantung pada mekanisme kartu debet atau
kartu kredit yang biasa. Barangkali ini merupakan perkembangan menuju mobile
commerce. Tentunya dibutuhkan service provider atau software house yang mampu membangun
payment gateway terutama melalui SMS antara bank, penjual dan pembeli. Terutama
karena mobile commerce termasuk kategori transaksi business to customer (B2C).
(Di ambil dari internet dari Onno
W. Purbo di post dengan beberapa perubahan)
0 komentar:
Posting Komentar