Selasa, 13 April 2010

PASAR TRADISIONAL VS PASAR MODERN

PASAR MODERN VS PASAR TRADISIONAL

Pada thread ini saya akan membahas tentang persaingan yang di hadapi pasar tradisional dengan pasar modern,sebagaimana kita ketahui sudah banyak pasar-pasar modern yang bermunculan saat ini,tidak sulit untuk mencari swalayan2,toserba,dan lain-lain yang semakin menjamur akhirakhir ini.Namun demikian buakn berarti dengan menjamur nya pasar modern ini bukan berarti pasar tradisional merosot begitu saja sehingga para konsumen ber alih ke pasar modern,sebenar nya ada beberapa permasalahan umum pasar tradisional yang di hadapi seperti yang saya kutip dari sebuah internet yaitu diantaranya :

Permasalahan umum yang dihadapi Pasar Tradisional

• Banyak nya pedagang yang tidak tertampung.
• Pasar tradisional mempunyai kesan kumuh.
• Dagangan yang bersifat makanan siap saji mempunyai kesan kurang higienis.
• Pasar modern yang banyak tumbuh dan berkembang merupakan pesaing serius pasar tradisional.
• Rendahnya kesadaran pedagang untuk mengembangkan usahanya dan menempati tempat dasaran yang sudah ditentukan.
• Banyaknya pasar yang berstatus sebagian tanah milik Pemerintah Daerah dan sebagian milikPemerintah Desa.
• Banyaknya pasar yang sampai saat ini tidak beroperasi secara maksimal, karena adanya pesaing pasar lain sehingga perlu pemanfaatan lokasi secara efektif.
• Masih rendahnya kesadaran pedagang dalam membayar retribusi
• Masih adanya pasar yang kegiatan nya hanya pada hari pasaran








Sebuah ironi akan muncul di pikiran kita jika kita mengingat janji SBY dan Boediono untuk meperhatikan pasar tradisional dan usaha kecil. Bahkan seluruh kandidat Presiden dan Wapres waktu itu berjanji untuk memperhatikan golongan masyarakat kecil seperti kita ini.
Tetapi apa yang terjadi selama 4 bulan ini, kita melihat bahwa Century Gate, Perang Bintang Polri, Kasus korupsi - korupsi besar menjadi pusat perhatian Pemerintah secara berlebihan. Sedangkan pedagang pasar, pedagang PKL, buruh angkut Pasar, Tukang Sampah Pasar dll, tetap harus menghadapi kesulitan karena persaingan berat dari Pasar Modern bahkan China - Asean Free Trade Agreement (C-AFTA).
Di Jakarta, persaingan tersebut bahkan terlalu berat sehingga 7 pasar tradisional harus tutup. Sedangkan beberapa pasar harus mengalami kebakaran, walau diduga mungkin penyebabnya tidak wajar. Bagaimana Pemerintah dapat menata Pasar Tradisional jika fokusnya hanya berpihak kepada Masyarakat yang mampu, dengan dana simpanan bermilyar-milyar.
Akankah janji kampanye itu akan terealisir? Ataukah akan banyak pedagang-pedagang, UKM-UKM, masyarakat kecil lainnya tetap menderita bahkan digusur seperti Pedagang Pasar Senen yang baru saja terbakar?
(http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/24/pasar-tradisional-vs-pasar-modern/)
























Dari keterangan diatas menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

(1) Beberapa kebijakan Pemerintah telah dikeluarkan untuk menata
pengelolaan perpasaran, baik pasar modern maupun pasar tradisional.
Implementasi kebijakan ini menuntut komitmen lebih besar agar dapat
dilaksanakan secara konsisten;

(2) Secara makro, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran
pasar modern telah mengancam eksistensi pasar tradisional. Fakta ini
antara lain diungkap dalam penelitian AC Nielson yang menyatakan bahwa
pasar modern telah tumbuh sebesar 31,4%. Bersamaan dengan itu, pasar
tradisional telah tumbuh secara negatif sebesar 8%. Berdasarkan
kenyataan ini maka pasar tradisional akan habis dalam kurun waktu sekitar
12 tahun yang akan datang, sehingga perlu adanya langkah preventif untuk
menjaga kelangsungan pasar tradisional termasuk kelangsungan usaha
perdagangan (ritel) yang dikelola oleh koperasi dan UKM

(3) Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dampak keberadaan pasar
modern terhadap pasar tradisional adalah dalam hal penurunan omzet
penjualan. Dengan menggunakan uji beda pada taraf signifikansi a =
0,05, hasil analisis menunjukkan bahwa dari 3 variabel yang diteliti, variabel
omzet penjualan pasar tradisional menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah hadirnya pasar modern dimana omzet seelah
ada pasar modern lebih rendah dibandingkan sebelum hadirnya pasar
modern. Sedangkan variabel lainnya, yaitu jumlah tenaga kerja dan harga
jual barang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.










(4) Berdasarkan hasil analisis terhadap perilaku konsumen, diperoleh hasil

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006
99
Nielson, C. 2003. Modern Supermarket (Terjemahan AW Mulyana). Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Kementerian
Koperasi dan UKM. Jakarta : Tidak Diterbitkan.
(Footnotes)
1 Hasil penelitian kerjasama antara Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Kementerian Koperasi dan UKM dengan PT Solusi Di
namika Manajemen, tahun 2005
2 Bekerja pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK

(http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/Hal_85.pdf)

Sebenarnya pasar tradisional merupakan cirri pasar Indonesia yang harusnya di kembangkan,dimana di pasar tradisional lebih memiliki system kekerabatan dari penjual maupun pembeli,system tawar menawar dimana kedua hal tersebut tidak akan kita temui pada pasar modern.Untuk itu pemerintah harusnya memodernisasikan pasar tradisional tersebut misalnya dar segi tempatnya dengan tidak menghilangkan sytem tawar menawar,dan kekerabatan itu sendiri,agar pasar tradisional menjadi budaya pasar di Indonesia dan yang lebih penting pasar ini bias dinikmati oleh semua kalangan dari kecil hingga kalangan atas.

Kisah Nyata Penyesalan Seorang Istri di Facebook

ane dapet tulisan ini dari forum sebelah,kisah nya sedih campur haru
di baca aja gan :

Suamiku kini tlah tiada dan penyesalanku yg terus ada
Ini adalah kisah nyata di kehidupanku
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.
Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.
Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.
Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah.dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.
Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.
Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.
Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang.” Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”
Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.
Teringat akan amarahku pada suamiku,aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan,dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, “ perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”
Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.
Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai?istirahat dulu saja”
Dengan kasar kukatakan, “ ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak,ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.”
Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.
Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.
“pak kenapa cari klinik yang termurah?saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”
Dan suamiku menjawab, “ tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”
Tuhan..Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.
Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.
Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.
Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.
Istrimu

Rina
Silahkan berbagi tulisan ini kepada saudara,teman,kerabat anda. Saya berharap pengalaman yg saya miliki dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.


sumber : http://www.indowebster.web.id/showthread.php?83502-Kisah-Nyata-Penyesalan-Seorang-Istri-di-Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons